Powered By Blogger

Kamis, 05 Januari 2012

Pengertian Interaksi Manusia dan Komputer

Ketika komputer pertama
kali diperkenalkan secara
komersial pada tahun 50-
an, mesin ini sangat sulit
dipakai dan sangat tidak
praktis. Hal demikian karena waktu itu
komputer merupakan mesin
yang sangat mahal dan
besar, hanya dipakai
dikalangan tertentu,
misalnya para ilmuwan atau ahli-ahli teknik. Setelah komputer pribadi
(PC) diperkenalkan pada
tahun 70-an, maka
berkembanglah
penggunaan teknologi ini
secara cepat dan mengagurnkan ke berbagai
penjuru kehidupan
(pendidikan, perdagangan,
pertahanan, perusahaan,
dan sebagainya).
Kemajuan-kemajuan teknologi tersebut
akhirnya juga
mempengaruhi rancangan
sistem. Sistem rancangan
dituntut harus bisa
memenuhi kebutuhan pemakai, sistem harus
mempunyai kecocokkan
dengan kebutuhan
pemakai atau suatu sistem
yang dirancang harus
berorientasi kepada pemakai. Pada awal tahun
70-an ini, juga mulai
muncul isu teknik
antarmuka pemakai (user
interface) yang diketahui
sebagai Man-Machine Interaction (MMI) atau
Interaksi Manusia-Mesin. Pada Man-Machine
Interaction sudah
diterapkan sistem yang
“user friendly”. Narnun,
sifat user friendly pada
MMI ini diartikan secara terbatas. User friendly
pada MMI hanya
dikaitkan dengan aspek-
aspek yang berhubungan
dengan estetika atau
keindahan tampilan pada layar saja. Sistem tersebut
hanya menitik beratkan
pada aspek rancangan
antarmukanya saja,
sedangkan faktor-faktor
atau aspek-aspek yang berhubungan dengan
pemakai baik secara
organisasi atau individu
belum diperhatikan
[PRE94]. Para peneliti akademis
mengatakan suatu
rancangan sistem yang
berorientasi kepada
pemakai, yang
memperhatikan kapabilitas dan kelemahan pemakai
ataupun sistem (komputer)
akan memberi kontribusi
kepada interaksi manusia-
komputer yang lebih baik.
Maka pada pertengahan tahun 80-an
diperkenalkanlah istilah
Human-Computer
Interaction (HCI) atau
Interaksi Manusia-
Komputer. Pada HCI ini cakupan
atau fokus perhatiannya
lebih luas, tidak hanya
berfokus pada rancangan
antarmuka saja, tetapi
juga memperhatikan semua aspek yang
berhubungan dengan
interaksi antara manusia
dan komputer. HCI ini
kemudian berkembang
sebagai disiplin ilmu tersendiri (yang merupakan
bidang ilmu interdisipliner)
yang membahas hubungan
tirnbal balik antara
manusia-komputer beserta
efek-efek yang terjadi diantaranya. Oleh Baecker dan Buxton
[dalam PRE94] HCI ini
didefinisikan sebagai “set
of processes, dialogues,
and actions through -
which a human user employs and interacts with
computer”. ACM-SGCHI
[dalam PRE94] lebih jauh
menuliskan definisi
tentang HCI sebagai
berikut: — human-computer
interaction is a discipline
concerned with the design,
evaluation and
implementation of
interactive computing system for human use and
with the study of major
phenomena surrounding
them. “ Dengan demikian terlihat
jelas bahwa fokus
perhatian HCI tidak
hanya pada keindahan
tampilannya saja atau
hanya tertuju pada tampilan antarmukanya
saja, tetapi juga
memperhatikan aspek-
aspek pamakai,
implementasi sistem
rancangannya dan fenomena lingkungannya,
dan lainnya. Misalnya,
rancangan sistem itu harus
memperhatikan
kenyamanan pemakai,
kemudahan dalam pemakaian, mudah untuk
dipelajari dlsb. Tujuan dari HCI adalah
untuk menghasilkan sistem
yang bermanfaat (usable)
dan aman (safe), artinya
sistem tersebut dapat
berfungsi dengan baik. Sistem tersebut bisa untuk
mengembangkan dan
meningkatkan keamanan
(safety), utilitas (utility),
ketergunaan (usability),
efektifitas (efectiveness) dan efisiensinya (eficiency).
Sistem yang dimaksud
konteksnya tidak hanya
pada perangkat keras dan
perangkat lunak, tetapi
juga mencakup lingkungan secara keseluruhan, baik
itu lingkungan organisasi
masyarakat kerja atau
lingkungan keluarga.
Sedangkan utilitas
mengacu kepada fungsionalitas sistem atau
sistem tersebut dapat
meningkatkan efektifitas
dan efesiensi kerjanya.
Ketergunaan (usability)
disini dimaksudkan bahwa sstem yang dibuat
tersebut mudah digunakan
dan mudah dipelajari baik
secara individu ataupun
kelompok. Pendapat Preece, J. di
atas didasarkan pada
pemikiran yang
menyatakan bahwa
kepentingan pemakai
sistem harus didahulukan, pemakai tidak bisa diubah
secara radikal terhadap
sistem yang telah ada,
sistem yang dirancang
harus cocok dengan
kebutuhan-kebutuhan pemakai. Selanjutnya, dalam
berinteraksi dengan
komputer, para pemakai
pertama kali akan
berhadapan dengan
perangkat keras komputer. Untuk sampai pada isi yang
ingin disampaikan oleh
perangkat lunak, pemakai
dihadapkan terlebih
dahulu dengan
seperangkat alat seperti papan ketik (keyboard),
monitor, mouse, joystick,
dan lain-lain. Pemakai
harus dapat
mengoperasikan
seperangkat alat tersebut. Selanjutnya,
pemakai akan berhadapan
dengan macam-macam
tampilan menu, macam-
macam perintah yang
terdiri dari kata atau kata-kata yang harus
diketikkannya, misalnya
save, copy, delete, atau
macam-macam ikon.
Peralatan, perintah, ikon
dan lain-lain yang disebutkan di atas dikenal
dengan nama interface
(antarmuka). Interface ini
merupakan lapisan
pertama yang langsung
bertatap muka dengan pemakai.

2 komentar:

  1. mantaf bang erick, merdeka....

    BalasHapus
  2. mantap.
    Akhirx ktemu jga artikel yg aku cari.
    Makasih ya bang Erick.
    hehe.

    BalasHapus